Budaya Popular Dengan cara simpel budaya popular seringkali dimaksud budaya pop. Budaya pop adalah fenomena yang menyangkut apa pun yang berlangsung di sekitar kita sehari-hari. Popular tersebut adalah semua suatu hal yang di terima, disenangi atau di setujui oleh orang-orang. Sedang budaya yaitu pola yang disebut kesatuan dari pengetahuan, keyakinan, dan rutinitas yang bergantung kekuatan manusia untuk belajar serta menebarkan ke generasi setelah itu. Satu diantara penyebabnya diterimanya budaya pop dikalangan anak muda karna bisa mewadahi kebebasan berekspresi, seperti yang disebutkan oleh Chamberlain kalau “. . . hanya satu bentuk kebudayaan yang masih tetap diperdulikan oleh golongan muda. . yang ingin terima bebrapa inspirasi radikal, yang banyak bertindak utama dalam berperilaku sosial. . . Untuk generasi muda, semuanya mengalir lewat musik punk serta rock and roll seperti fesyen, bhs gaul, tingkah laku seksual, mabuk, serta style (Chamberlain, 1995 : 1 lewat John Storey 2000) .
Tato Dalam Orang-orang Indonesia Sebenarnya Indonesia sudah mengetahui tato pada awal masuknya masehi, bisa diliat dari beragam dekorasi penggambaran profil manusia yang ada pada sebagian kendi tanah liat serta perunggu di sebagian kepulauan Indonesia. Sesaat perlengkapan penatoan berbentuk beragam jarum dari tulang hewan mamalia yang diketemukan di beberapa gua di Jawa Timur serta Sulawesi Selatan
Orang-orang Mentawai yang terdapat di samping Barat Sumatera Barat mempunyai kebiasaan ketika umur remaja, lelaki ataupun perempuan melakukan upacara inisiasi serta mereka mengadakan pesta besar lalu badan si anak ditato oleh sipatiti seseorang pakar tato. Derajat seorang dapat juga diliat dari tato di badannya karna tato pada orang-orang Mentawai tunjukkan kesukuan seorang, berapakah jumlah keluarga, serta prestasi yang sudah diraih. Diluar itu tato juga ada pada suku Dayak. Tato adalah lambang orang-orang Dayak dalam ikatan pertalian yg tidak terpisahkan hingga ajal menjemput. Adalah unsur yang bisa menyelamatkan manusia saat kematian mendekati. Tato dalam suku Dayak memiliki kesan jantan, kuat, berani, serta erat kaitanya dengan unsur keyakinan. Diakui bisa peroleh keselamatan, kerukunan keluarga serta orang-orang. Di Bali, tato di kenal dengan arti mencocoh. Kulit badan di rajah memakai tinta berwarna hitam. Pada saat itu tato di Bali cuma di pakai oleh golongan elit seperti dukun, penguasa serta agamawan. Karna tato di orang-orang Bali dikira cuma sesuai sama untuk mereka yang dikira dekat dengan Dewa.
Tato Pada Saat Orde Baru Pada saat masa orde baru tato alami saat kelam. Karna pada saat itu orang yang bertato dikira jadi kriminil serta “hilang” tanpa ada jejak dengan cara misterius. Umumnya mayat yang dikira preman ini dibuang demikian saja di perempatan, tepi jalan, ataupun pos kamling. Persepsi tato jadi lambang kriminalitas adalah landasan pemikiran pemerintah pada saat itu. Untuk keamanan nasional dan ketertiban orang-orang jadi orang yang bertato lalu di hilangkan karna mengganggu ketertiban orang-orang. Operasi Petrus th. 1983-1984 menyebabkan anggapan pada orang-orang kalau saat berlangsung insiden petrus, tato bertindak jadi preman yang dikira bisa mengganggu ketertiban orang-orang menyaratkan tato yang digunakannya membawa stigma nasional yang mengerikan. Isyarat tato mengacu pada nilai-nilai kejahatan, kriminalitas, serta aktivitas jelek yang mempunyai imbas hingga saat ini. Sesudah orde baru masuk masa reformasi, kebebasan berekspresi mengucur deras di beberapa bagian. Tidak dapat disangkal tato jadi sisi pola hidup orang-orang perkotaan terlebih golongan muda.
Tato Jadi Budaya Popular Budaya saat ini dikonsumsi serta melekat pada beragam aliran yang diyakini kelompok anak muda, punk serta musikus rock umpamanya senantiasa sama dengan tato. Hal semacam ini tunjukkan kalau tato adalah komoditas yang melingkupi beragam kelompok/aktivis yang terkait dengan jiwa muda. Tato adalah budaya popular, karna dikerjakan oleh kelompok anak muda, merasa mengasyikkan serta disenangi beberapa orang. Dulu memanglah tato dipakai untuk orang yang akan jadi dewasa, dengan lewat sistem ritual dsb. Jadi saat ini tato jadi mengkonsumsi banyak kelompok tanpa ada masuk kondisi spesifik dengan tato jadi simbolnya. Tato untuk golongan muda dikira atraktif, dinamis, sesuai sama jiwa muda yang penuh semangat, kreatif meledak-ledak lihat tatanan sosial kultural orang-orang yang mengikat kebebasan serta merasa monoton. Remaja berasumsi fesyen (tato) , aliran musik, sampai bhs bisa dikira jadi usaha memenangkan ruangan kultural melawan kebudayaan yang diyakini orangtua serta kebudayaan yang berlaku di orang-orang umum. Hal itu adalah bukti penguat tato dari kebiasaan menjelma dengan budaya tinggi (high culture) , menuju budaya pop tato (pop culture)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar